Cot Seurani Bersinar Lewat Eceng Gondok: Dosen Unimal Dampingi Emak-Emak Ceurahi Berdayakan Ekonomi Desa



Foto berasama masyarakat desa cot seurani

Aceh Utara – Gulma air eceng gondok yang kerap dianggap pengganggu, kini berubah menjadi berkah ekonomi bagi ibu-ibu di Desa Cot Seurani, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat dosen Universitas Malikussaleh, kelompok perempuan Ceurahi berhasil mengolah tanaman ini menjadi kerajinan bernilai jual, sekaligus membuka jalan menuju transformasi ekonomi kreatif desa.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada Kamis, 4 September 2025 di Pusat Kerajinan Eceng Gondok Desa Cot Seurani. Program bertajuk “Pemberdayaan Eceng Gondok di Desa Cot Seurani: Transformasi Ekonomi Melalui Kreativitas Kelompok Kerajinan Ceurahi” dipimpin oleh Azhar Syahputra, ST., M.Sc (FKIP Unimal) bersama anggota lintas fakultas: Deassy Siska, S.Si., M.Sc, Dr. M. Nazaruddin, S.P., M.P, Dr. M. Haykal, S.E, Ak., M.Si, Dr. Khalsiah, S.Pd., M.Hum, dan Dr. Ir. Mawardati, M.Si.

Melalui pelatihan produksi, pengemasan, dan strategi pemasaran, tim dosen mendampingi ibu-ibu Ceurahi agar produk mereka dapat lebih dikenal luas. “Kami ingin mengubah cara pandang masyarakat, bahwa eceng gondok bukan lagi gulma, melainkan peluang ekonomi,” ujar Ketua Tim, Azhar Syahputra.

Acara berlangsung interaktif dengan sesi diskusi antara masyarakat dan tim dosen. Dr. M. Haykal menekankan pentingnya pengelolaan keuangan yang transparan ketika usaha kerajinan ini dijalankan secara serius. “Bernaung di bawah koperasi desa adalah awal yang sangat baik, karena dari sanalah dasar tata kelola yang sehat dapat dibangun,” ujarnya.

Sementara itu, Dr. Khalsiah menyoroti pentingnya inovasi desain agar produk eceng gondok memiliki daya saing lebih tinggi. “Model tas yang kekinian akan menjadi nilai jual utama. Pasar sekarang tidak hanya butuh fungsional, tapi juga tren dan estetika,” jelasnya.

Cerita dari Lapangan

Kelompok Ceurahi yang mayoritas beranggotakan perempuan desa, selama ini sudah menghasilkan beragam produk kreatif dari eceng gondok. Ibu Salbiah, salah seorang pengrajin, menyebut mereka telah memproduksi sepatu, sandal, nampan, talam, tas, guci, tas laptop, hingga topi. “Namun pemasaran kami masih konvensional, belum tergabung dalam UMKM, baru bernaung di bawah koperasi desa,” ungkapnya.

Ibu Husniah, Koordinator Pusat Kerajinan Eceng Gondok Cot Seurani, menambahkan bahwa kegiatan pengabdian ini memberi semangat baru bagi warga. “Dengan adanya pendampingan dosen, kami yakin kualitas produk bisa meningkat dan punya daya saing lebih baik,” katanya.

Tokoh masyarakat desa juga memberi apresiasi. Bapak Alfian (Kaur pemerintahan di Desa Cot Seurani) menjelaskan asal-usul nama Ceurahi. “Dalam bahasa Aceh, Ceurah hi berarti bersinar, seperti guci yang mirip bagian bawah bonggol eceng gondok. Nama ini menjadi simbol harapan agar kerajinan eceng gondok benar-benar memberi sinar baru bagi ekonomi desa,” ujarnya.

Apresiasi Pemerintah Desa

Kegiatan ini turut disambut positif oleh aparatur gampong. Bapak Romy, Sekretaris Desa Cot Seurani, menekankan pentingnya kesinambungan program. “Kami sangat membutuhkan berbagai pelatihan dan pendampingan agar nilai kerajinan eceng gondok dari desa ini bisa lebih berkembang dan memberi manfaat lebih besar bagi warga,” katanya.

Transformasi Ekonomi Lokal

Dengan sinergi antara akademisi, masyarakat, dan pemerintah desa, Cot Seurani kini mulai dikenal sebagai salah satu sentra kerajinan eceng gondok di Aceh Utara. Dari sesuatu yang dianggap gulma, tanaman ini kini menjadi sumber ekonomi baru yang digerakkan oleh tangan-tangan ibu rumah tangga.


“Setiap rajutan bukan sekadar produk, melainkan simbol perubahan. Dari sesuatu yang dianggap sampah, kami buktikan bisa menjadi berkah,” pungkas Ibu Hambiah, Ketua Kelompok Ceurahi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Universitas Malikussaleh Jadi Kampus dengan Jurusan Hukum Terbaik se-Indonesia Tahun 2025

BEM Unimal Lolos Seleksi Substansi Proposal Nasional PPK Ormawa 2025

Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh Gelar “Go Green” dan Apresiasi Mahasiswa Berprestasi Tingkat Internasional, Nasional, dan Regional