UTEUN BAYI: JEJAK KAMPUNG TERTUA DAN ASAL- USUL NAMA KOTA LHOKSEUMAWE
![]() |
Ilustrasi dibuat dengan bantuan kecerdasan buatan untuk kepentingan visualisasi editorial. |
Gampong Uteun Bayi, yang terletak di Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Aceh, dikenal sebagai salah satu kampung tertua di wilayah tersebut. Gampong ini memiliki peran penting dalam sejarah terbentuknya Kota Lhokseumawe. Keberadaannya menyimpan kisah panjang perjalanan masyarakat lokal dan menjadi lokasi yang erat kaitannya dengan asal-usul nama kota ini.
Menurut Imami S.H.I, Pj Keuchik Gampong Uteun Bayi, secara etimologis nama “Lhokseumawe” berasal dari kata “Lhok” yang berarti teluk, dan “Seumawe” yang berarti air yang berputar. Namun, ada juga versi lain yang menyebutkan bahwa nama ini diambil dari seorang ulama, Teungku Lhokseumawe, yang makamnya dulu berada di Uteun Bayi. “Hal ini menandakan betapa sentralnya peran kampung ini dalam sejarah kota,” jelas Imami saat diwawancarai pada Senin (30/6).
Pada awal abad ke-20, ketika pemerintah kolonial Belanda mulai membangun infrastruktur di kawasan ini, Uteun Bayi telah menjadi salah satu pemukiman utama. Bersama beberapa gampong lain seperti Keude Aceh, Kampung Jawa, dan Mon Geudong, Uteun Bayi menjadi embrio dari pembentukan Kota Lhokseumawe. Saat itu, Lhokseumawe masih berupa pulau kecil yang dipisahkan oleh Sungai Krueng Cunda. Belanda kemudian membangun berbagai fasilitas penting di kawasan ini, seperti pelabuhan, pasar, dan stasiun kereta api.
Secara administratif, Uteun Bayi kini merupakan satu dari 18 gampong yang berada di Kecamatan Banda Sakti. Gampong ini terbagi menjadi beberapa dusun, yaitu Dusun Teladan, Dusun Jeuleupe, Dusun Blang Rayeuk, dan Dusun Sejahtera. Pada masa kolonial, wilayah ini berada di bawah kekuasaan Uleebalang Kutablang. Setelah perlawanan Rakyat Aceh melemah pada tahun 1903, Lhokseumawe pun jatuh ke tangan Belanda dan mendapat status sebagai Bestuur van Lhokseumawe.
Salah satu peninggalan sejarah penting yang kini berada di Gampong Banda Masen adalah makam Teungku Lhokseumawe. Dahulu, makam ini berada dalam wilayah Gampong Uteun Bayi dan menjadi bukti peran sentral kampung ini dalam perkembangan sejarah dan budaya masyarakat setempat. “Meskipun asal-usul nama ‘Uteun Bayi’ belum dijelaskan secara rinci, keberadaan makam tersebut menjadikan kawasan ini sebagai situs bersejarah yang dihormati hingga kini,” tambah Imami S.H.I.
Dengan segala jejak sejarah dan nilai budayanya, Gampong Uteun Bayi bukan sekadar permukiman biasa, melainkan bagian yang tak terpisahkan dari narasi besar pembentukan dan perkembangan Kota Lhokseumawe di Provinsi Aceh.
Komentar
Posting Komentar